“Potensi Wisata Dalam
Pandangan Sosilogi”
Oleh
:
WAWAN ANDRIYAWAN
B 201 11 055
B 201 11 055
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
KATA PENGANTAR
Sosilogi sendiri bukan ilmu yang menjelaskan alam
seperti dalam pengkajian Ilmu IPA, karena sosiologi mengkajia bagaimana
hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan
kelompok lainnya dalam berinteraksi. Namu tentunya sosilogi mampu menganalisis
hubungan individu atau kelompok dengan lingkungannya.
Makalah ini menghantar kita dalam pandangan yang
sederhana terhadap hubungan lingkungan dengan masyarakat tersebut, dimana
masyarakat harus mempu berfikir kreatif akan permasalahan mereka, khususnya
permasalahan ekonomi. Masyarakat diharapkan mampu memanfaatkan lingkungan untuk
mengatasi masalah ekonominya.
Jadi sosiologi lingkungan bukanlah mengkaji seperti
apa lingkungan itu dalam kajian Ilmu IPA, karena sosiologi hanya mengkaji dan
menganalisis masyarakat dalam lingkungannya. Entah itu masalah ekonomi, sosial
atau konflik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Lingkungan memiliki suatu potensi alam dimana semua
masyarakat dapat memanfaatkannya sesuai porsi masing-masing. Di seluruh wilayah
hampir memiliki perbedaan potensi lingkungannya dan cara setiap masyarakat juga
memiliki cara masing-masing mengelolanya.
Sosiologi ialah ilmu yang mempelajari masyarakat
dalam keseluruhan dan hubungan antar orang-orang dan masyarakat tersebut,
sosiologi memiliki peranan penting dalam membantu pemecahan masalah-masalah
sosial, seperti kemiskinan konflik, patologi sosial, pembangunan dan masi
banyak lagi. Dalam hal ini sosiologi memang tidak terlalu menekankan pada
pemecahan atau jalan keluar masalah-masalah tersebut, namun berupaya menemukan
sebab-sebab terjadinya masalah itu.
Seperti masalah lingkungan yang dimana memiliki
potenti alam yang berlimpa dan menarik pembangunan yang besar-besaran
didalmnya. Dampak pembangunan tersebut bukan hanya dapat kita lihat dengan
kacamata positif, namun ada juga dampak negative dari pembangunan tersebut.
Setiap masyarakat memiliki cara masing-masing dalam mengelolah potenti
daerahnya dan terkadang hal tersebut prokontra di wilayah tersebut.
Upaya untuk mengatasi masalah sosial hanya mungkin
berhasil apabila didasarkan pada kenyataan serta latar belakangnya, disinilah
peranan sosiologi, namun peranan ini tidak dapat terwujud tanpa didasari teori
dan pemahaman akan ilmu sosiologi itu sendiri.
Kekayaan alam itu sendiri jika ditangani dengan
tangan kreatif masyarakat maka akan menghasilkan nilai ekonomi yang sangat
besar, seperti membangun tempat wisata dan menjaga cagar alamnya agar menjadi
tempat untuk mereka penikmat alam yang indah. Begitu banyak potensi alam yang
dapat dijadikan tempat wisata alam untuk parah pelancong dari luar daerah
tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
a. Apa
Memanfaatkan Potensi Wisata Dalam Pandangan Sosilogi ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Manfaat Potensi
Alam Dalam Pandangan Sosiolgi
Sosilogi sendiri bukan ilmu yang menjelaskan alam
seperti dalam pengkajian Ilmu IPA, karena sosiologi mengkajia bagaimana
hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan
kelompok lainnya dalam berinteraksi.
Sosiologi juga mampu melihat hal-hal disekitarnya
menjadi alat untuk berinteraksi, seperti yang akan kita bahas dalam makalah
ini. Sosiologi dan lingkungan memiliki hubungan yang saling bergantung satu
sama lain, maksudnya bukan bergantung seperti hubungan manusia dengan manusia
lainnya. Namun lingkungan juga tidak akan menjadi sesuatu yang berarti tanpa
campur tangan manusia itu sendiri.
Manfaat
potensi alam dalam pandangan sosiologi sunggu sangat jelas kita lihat, dimana
potensi tersebut dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dikarenakan
potensi wisatanya yang akan sering dikunjungi individu atau kelompok lain saat
hari libur tibah.
Jika kita dapat menjaga alam agar menarik parah
pelancong selalu datang, maka taraf ekonomi masyarakat setempat akan lebih baik
dari sebelumnya. Seseorang akan membawa cerita baik ke orang lain jika apa yang
didapatnya dari potensi wisata yang ada juga memuaskan untuknya. Dari
cerita-cerita tersebut, maka semakin banyak pula pelancong yang akan datang.
Penyampaian dari orang ke orang itu ialah bentuk sosialisasi yang berskala
kecil namun luas, sedangkan sosialisasi besar dapat orang-orang yang
memanfaatkan potensi tersebut lakukan dengan cara membuat iklan disuatu TV
Swasta atau Seminar Potensi Wisatanya ke masyarakat luas.
Dengan menggunakan konsep sosialisasi kita dapat
belajar tentang keinginan generasi tua untuk mentransmisikan isi kebudayaan
kepada keturunan mereka (dalam Sanderson, 1995:47). Yang artinya besar sekali
keinginan generasi tua untuk memberikan pemahaman kepada orang-orang sesudah
mereka, tentang apa yang mereka pahami. Sama halnya dengan kita
mensosialisasikan akan potensi wisata yang kita miliki ke orang lain agar
mereka mengetahua apa yang kita ketahuai, khususnya potensi wisata tersebut.
Jika orang lain telah mengetahui makah tidak menutup kemungkinan akan semakin
banyak pelancong yang akan datang.
Individu atau kelompok dalam kehidupannya tidak
hanya membutuhkan harta semata untuk memuaskan batin mereka, melainkan mereka
membutuhkan hal intrinsik di dalam
dirih mereka. Hal intrinsik tersebut
merupakan kebahagiaan, kesenangan, hingga mereka merasa beban yang mereka
jalani di hari kemarin teratasi saat mereka menikmati potensi wisata yang
tersedia.
Dengan potensi tersebut individu atau kelompok harus
berfikir bahwa potensi tersebut akan dapat memperbaiki atau mengatasi masalah
mereka. Karena, jika mereka tidak memikirkannya maka potensi yang ada hanya
sebagai alam yang biasa saja di mata orang lain. Seseorang harus berfikir
rasional untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, berfikir rasional itu seperti
dijelaskan dalam kutipan (dalam Efendi, 2005:3) sebagai berikut “sebagai mahluk
berfikir (rational animal), manusia bukan hanya memikirkan lingkungannya,
tetapi juga dirinya”. Karena manusia berfikir dan berimajinasi, maka setelah
melihat potensi fisata yang berlimpah didaeranya maka ia akan mendirikan wahana
wisata ditempat tersebut.
Potensi yang ada dijadikan stimulus untuk mendorong
seluruh masyarakatnya melakukan hal yang lebih bermanfaat untuk mereka sendiri,
seperti yang dikatakan Meed (dalam
Ritzer, 2014:257) mengenai stimulus tersebut. Ia mengatakan bahwa “kita
membayangkan stimulus sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk bertindak,
bukan sebagai paksaan atau perintah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alam telah menyediakan banyak manfaat untuk kita,
dari kita sendiri lagi yang mengolahnya seperti apa karunia Tuhan ini. Potensi
wisata misalnya, alam dari duluhnya menyediakan potensi tersebut, dari
manusianya lagi mampu merawatnya atau tidak. Jika masyarakat di lingkungan
tersebut mampu menjaga potensi alam disekitarnya pasti tidak menutup
kemungkinan masalah perekonomian akan memiliki jalan terang untuk masyarakat
tersebut.
B.
Saran
Setiap masyarakat diharapkan harus mampu menjaga dan
melestarikan alam disekitarnya, alam tersebut bukan hanya menjadi tempat
tinggal untuk masyarakat, melainkan dapat dimanfaatkan sedemikian rupah untuk
menyelesaikan masalah dari tiap-tiap individu atau kelompok yang ada dalam
lingkungan tersebut. Jika alam kita rusak maka apa yang kita inginkan akan
sedikit sulit, karena hubungan manusia bukan hanya individu dengan individu,
individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, melainkan hubungan
manusia juga diharapkan mampu harmonis dengan alam sekitarnya agar alam mampu
meberikan apa yang kita inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sanderson, Stephen K.
1995, Sosiologi Makro, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Efendi, Agus. 2005,
Revolusi Kecerdasan Abad 21, Bandung: Alfabeta
Ritzer, George. 2014,
Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana
terima kasih kak. artikelnya sangat membantu. saya juga kuliah di untad. dapat tugas membuat rangkuman tentang sosiologi lingkungan
BalasHapus